Gadis Tepi Pantai

Arkais
3 min readDec 29, 2022

--

Deburan ombak mendayu merdu, membelai indra seakan ingin merayu. Semilir angin berembus perlahan, menenangkan jiwa yang kesedihannya menyeruak tertahan. Pasir pantai berwarna putih bersih, senada dengan garis di ujung sana yang mengeluarkan buih. Suasananya tenang, langit pun tampak mendukung dengan terang berbintang. Kemudian, di sinilah aku merenung dalam malam, berusaha menahan diri agar tak tenggelam dalam kelam.

Ada banyak hal yang berkecamuk di pikiran, segalanya menuntut jawaban, tetapi penggalian alasan tak kunjung dilakukan. Ah, sudah berapa kali diriku mampir ke tempat ini dan meringkuk di keheningan. Kuamati sekitar, tentu saja tidak ada orang karena ini sudah pukul dua belas malam. Lima menit terdiam dengan posisi yang sama, terdengar langkah kaki yang seperti berat untuk diangkat. Di sana, di balik kegelapan, kulihat seorang gadis dengan gaun putih berjalan lunglai di atas pasir. Tindak-tanduknya seolah menunjukan isi hatinya: berantakan.

Entahlah, mungkin diriku ini terlalu kecil atau dia terlalu sibuk berangan-angan. Lebih jelasnya, keberadaanku tidak dihiraukan. Gadis itu menuju tepi pantai yang dingin dengan tangan kanan menggenggam sesuatu, mungkin sebuah liontin. Rambutnya bergerak searah dengan angin yang bertiup, sorot matanya suram, sinar matanya pun seakan padam. Gaun putih yang seharusnya memukau itu tampak lusuh dengan bercak noda lumpur di ujungnya. Si gadis tidak menggunakan alas kaki, kurasa dingin telah menjadi teman baiknya.

Aku setia duduk di tempat semula, di bawah pohon ketapang yang rindang. Jujur saja, kali ini aku merasa seperti seorang penguntit. Agak lama gadis itu termenung di hadapan ombak hingga akhirnya jatuh berlutut sembari menutup wajahnya. Dia menangis. Otakku menerka-nerka apa yang telah dialami oleh seorang gadis mungil bergaun putih sampai perilakunya berubah seperti mayat hidup begitu. Terhitung sudah sepuluh menit bahunya bergetar. Setelah menumpahkan luka hatinya, si gadis menatap barang di telapak tangannya, lalu memeluk dirinya sendiri.

Gadis itu kembali berdiri, maniknya terfokus pada hamparan permadani biru di depannya. Langkah pertama. Langkah kedua. Kakinya bergerak melawan arus air. Tunggu, apakah dirinya akan berhenti? Ia harus berhenti, kan?

Lambat laun setengah badannya mulai tidak terlihat, tetapi kakinya tetap saja melangkah masuk. Aku tertegun. Rasanya kepalaku penuh dengan perdebatan keras antara harus menolong atau membiarkan pilihan hidupnya.

Di detik terakhir, seorang pria berlari sekuat tenaga menyusul si gadis. Digapainya tubuh ringkih yang nyaris meregang nyawa itu ke tepian. Keduanya basah kuyup. Tatapan gadis tersebut berubah nyalang, disalurkannya amarah yang susah payah ditahan. Mereka berdua beradu mulut sebentar hingga akhirnya si gadis menyerah dan ikut pergi meninggalkan pantai yang hampir menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.

Aku bangun, menepuk celana menghilangkan sisa pasir. Kakiku melangkah menuju panggung drama tadi. Kulihat pantulan sinar rembulan pada benda perak yang terombang-ambing di tepian. Sebuah liontin. Mengikuti rasa penasaran, liontin itu kuangkat. Sudah sedikit rusak, tetapi bandulnya masih dapat dibuka. Ah, aku mengerti sekarang. Dua potret insan dengan senyum secerah mentari.

Manusia memang aneh. Asmara dapat dicari lagi, tetapi mereka lebih memilih mati. Bukannya meremehkan duka, hanya saja bukankah luka juga dapat reda? Lara yang mendera perih sesaat, tetapi bila berhenti bernapas maka segalanya akan tamat.

Kemudian, di tengah-tengah rasa heran, aku kembali berpikir: haruskah aku menghentikan orang yang ingin mengakhiri hidupnya? Logika mengatakan bahwa pilihan itu haknya, tetapi rasa kemanusiaan menentang perilaku tak bermoral. Mungkin yang dilakukan adalah dosa, tetapi beban yang ditanggung juga membuat putus asa. Hidup ini terlampau kejam, yang berakal selalu dihadapkan pada jalan sulit yang berbelit. Namun, mau bagaimanapun, aku lebih memilih menapaki lintasan berduri daripada harus mengakhiri diri.

--

--

Arkais

Halo, di sini saya hanya membagi cerita yang kiranya menarik untuk dibaca.