Risalah Cela

Arkais
2 min readMar 5, 2023

--

#MPC1_2023

Kuceritakan kisah kasih penuh pedih. Kuberi contoh akibat salah pilih, contoh ikatan yang membuat letih. Kulengkapi potongan hati pencipta perih. Kulambungkan pengharapan silih asih. Pada penghujung hari, kulantunkan permohonan dengan nada lirih. Penghaturan doa yang tidak pernah terjadi saat kita masih.

Langit, bagaimana kabar ikan-ikan yang takut mati? Bagaimana kabar kelopak bunga warna-warni? Bagaimana kabar gelasmu yang terus minta diisi? Apa kau masih tetap terbangun hingga dini hari? Kurasa kebiasaan itu akan sulit berganti.

Namamu indah, senantiasa kuucap tanpa lelah. Tatapanmu yang lemah seringkali membuatku lengah. Hanya saja, kebiasaanmu yang pasrah kerap menjadi alasan untuk sudah. Langit, mendapatkanmu susah, tetapi lepas darimu lebih tidak mudah.

Teringat kelopak mawar yang berserakan malam itu. Hari di mana tersingkapnya sikap palsu dan hatiku yang menjadi kuyu. Menyedihkan. Kau dengan desah mendayu dan aku dengan pilu membiru. Nyatanya selama ini duniaku berputar dalam bujuk rayu yang menyatakan bahwa kita satu. Langit, harusnya kau malu.

Betapa bodohnya. Ingatkah kau saat mengaku cinta? Ingatkah kau saat berjanji jauhkan duka? Atau saat kau merengek minta bersama? Aku penasaran, pernahkah di hatimu terbesit suka? Langit, segala yang keluar dari bibirmu hanyalah dusta. Langit, apa kau bangga telah torehkan luka?

Langit, rasanya ingin mati, tiap detiknya muncul hasrat memaki. Langit, semoga kau mendapat karmamu nanti. Semoga jalanmu dipenuhi duri. Semoga jiwamu terus merasa sepi. Semoga hidupmu terjebak dalam sunyi. Langit, marahku adalah saat menolak pergi. Sesalku hanya saat enggan menuli. Langit, perihal buruknya mimpi kau yang ajari. Mestinya sedari awal aku lebih mencintai diri.

--

--

Arkais

Halo, di sini saya hanya membagi cerita yang kiranya menarik untuk dibaca.